Riak Kapuas yang tenang dan kesibukannya membuat suasana yang damai di hati. Bersamaan dengan itu semburat-semburat matahari mulai mengubah langit yang tadinya biru menjadi keemasan. Langkah tatihan orang-orang terdengar bersamaan dengan tawa anak-anak yang bermain riang. Sungguh sempurna apa yang diciptakanNya. Tenang dan senang.
Taman Alun-Alun Kapuas di Kala Senja |
Di akhir pekan, Taman Alun-Alun Kapuas sangat sibuk dengan beragam aktifitas pengunjungnya. Bila anda berkunjung ke Taman Alun-Alun Kapuas, anda bisa mencuci mata dan menyegarkan pikiran dengan melihat-lihat pemandangan dan kesibukan di sungai kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Menikmati sore hari di tepi sungai kapuas ini bisa anda lakukan sambil duduk-duduk di dekat air mancur yang ukurannya cukup besar.
KM. Lawit di Sungai Kapuas |
Kesibukan Pelabuhan Dwikora diambil dari Alun-Alun |
Para pedagang aksesoris |
Anak-Anak yang Bermain Layangan |
Keramaian di Alun-Alun Kapuas |
Turis yang Mengunjungi Alun-Alun Kapuas |
Ruang Kontrol |
Mushola |
Bila melihat fasilitas yang ada, fasilitas-fasilitas Taman Alun-Alun Kapuas cukup lengkap dan terawat. Ada kamar mandi yang bersih, pos penjaga sekaligus ruang kontrol, ada sound untuk informasi dari pengelola, dan ada mushola yang walaupun kecil tapi bisa digunakan (pastinya dengan bergantian). Taman Alun-Alun Kapuas sudah terbilang cukup baik. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki lagi, seperti :
1. Sampah
Sudah menjadi barang yang umum bila sampah menjadi masalah di Indonesia ini. Begitu pula di Taman Alun-Alun Kapuas ini. Meskipun tidak terlalu terlihat, di beberapa tempat masih saja ada sampah yang berserakan. Tempat yang menjadi perhatian saya adalah bagian yang tepat di tepi sungai kapuas. Di bagian ini masih banyak sampah, hal ini karena tidak ada satupun tempat sampah yang diletakkan di pagar-pagarnya. Tempat sampah yang ada berada di belakang dan sedikit tertutup oleh tanaman-tenaman. Sampah biasa ditinggalkan begitu saja atau lebih parah, dibuang ke sungai kapuas.
Sampah yang dibiarkan begitu saja_1 |
Sampah yang dibiarkan begitu saja_2 |
Tempat Sampah yang tertutup tanaman |
2. Penerangan malam hari,
Di Malam Hari, daerah ini kurang penerangan |
3. Marak judi
Ini dia yang membuat saya agak risih ketika berada di alun-alun kapuas. Banyak praktek perjudian di sini. Judi biasanya dalam bentuk game-game atau dalam bentuk judi biji. Anehnya, selalu saja ada praktek judi ini walaupun sudah ada pos penjaga. Mungkin petugas yang bertugas di pos penjaga kurang memperhatikan keberadaan judi di taman alun-alun kapuas. Yang harus diingat adalah, "Ini tempat wisata, bukan casino". Rights?
4. Kurangnya sarana yang edukatif
Dari yang saya erhatikan, hampir semua sarana yang tersedia di Taman Alun-Alun Kapuas tidak memberikan edukasi kepada para penikmatnya. Sarana-sarana yang tersedia lebih mengarahkan masyarakat untuk berpola konsumtif padahal banyak anak-anak yang mengunjungi obyek wisata satu ini. Sebagai pengunjung, saya mengharapkan adanya sarana-sarana yang edukatif. Saya pikir Taman Alun-Alun Kapuas akan lebih baik bila menyedakan sarana seperti sebuah bangunan semacam museum mini yang memajang informasi-informasi mengenai Kota Pontianak, Kalimantan Barat dan sungai kapuas. Informasi yang ditampilkan dapat berupa sejarah, profil, dan budaya yang ada. Saya sendiri sebagai putra daerah belum terlalu mengenal daerah saya ini. Da saya pikir, Taman Alun-Alun Kapuas cukup strategis untuk dijadikan tempat belajar itu semua.
5. Kurang menampilkan identitas Kota Pontianak dan Kalimantan Barat
Satu lagi yang masih harus dibenahi. Taman Alun-Alun Kapuas kurang menamilkan identitas Kota Pontianak ataupun Kalimantan Barat. Meskipun berada di tepi sungai kapuas dan sudah ada miniatur Tugu Khatulistiwa, saya merasa itu saja belum cukup. Saya beripikir, kenapa cat-cat yang ada tidak didominasi oleh motif-motif khas Kalimantan Barat seperti motif dayak. Hal itu tentu akan menegaskan sisi Kalimantan Baratnya.
Selain itu, dari semua pedagang makanan yang saya perhatikan, tidak satupun yang menjual makanan khas Kota Pontianak ataupun Kalimantan Barat. Seharusnya pengelola lebih memfasilitasi pedagang-pedagang yang menjual makanan-makanan khas seperti bubur pedas, es lidah buaya, air serbat, lepat lau, sotong pangkong dan lainnya. Tujuannya jelas, agar makanan-makanan ini lebih bisa eksis di zaman ini. Rights?
6. Kurang Hijau
Coba bandingkan keadaan Taman Alun-Alun Kapuas dengan namanya "Taman Alun-ALun Kapuas"! Menurut saya aa yang saya lihat bukanlah sebuah taman melainkan hanyalah sebuah alun-alun saja. Setahu saya taman itu cukup diramaikan oleh tumbuhan-tumbuhan dan beberapa hewan. Dan yang saya lihat di Taman Alun-Alun Kapuas sebaliknya. Taman Alun-Alun Kapuas sangat minim dengan tanaman-tanaman, yang ada pun hanyalah tanaman-tanaman kecil dan ditanam seperti tanaman-tanaman di pembatas-pembatas jalan. Tanaman yang besar hanyalah pohon-pohon pinang di bagian tepi sungai kapuas. Sangat disayangkan sekali bila jumlah tanaman yang ada tetap seperti ini. Sebaiknya pengelola menambah jumlah tanaman, sehingga Taman Alun-Alun Kapuas lebih hijau. Saran saya lainnya, coba tempatkan maskot Kalimantan Barat, yaitu burung enggang gading. Ya, beberapa enggang gading akan lebih menarik perhatian pengunjung. Rights?
7. Tempat Parkir
Begitu anda mendekati area Taman Alun-Alun Kapuas anda akan melihat jejeran motor dan mobil yang memakan badan jalan Rahadi Usman. Ya, inilah salah satu persoalan yang ada. Banyaknya jumlah pengunjung tidak sebanding dengan lahan parkir yang tersedia. Akibatnya, Jalan Rahadi Usman mengalami kemacetan tiap malam akhir pekan. Saya berhara pengelola mencari solusi untuk lahan parkir ini. Memang untuk yang satu ini agak rumit karena memang lahan disekitar Taman Alun-Alun Kapuas sudah terpakai untuk bangunan lainnya. Ya, saya berharap ada solusi yang tepat untuk masalah yang satu ini.
Mungkin hanya itu saja yang saya pikir perlu diperbaiki di Taman Alun-Alun Kapuas. Ya, pengelola masih perlu memperbaiki hal-hal tersebut agar Taman Alun-Alun Kapuas bisa menjadi wahana yang bersih, rekreatif, dan edukatif bagi warga Kota Pontianak dan sekitarnya.
Saran Bin Harapan
Kalo' yang di atas itu adalah kritik saya terhadap Taman Alun-Alun Kapuas. Sekarang waktunya saya buat saran untuk obyek wisata satu ini. Dan ini dia saran-saran saya :
1. Cyber Corner
Loh, kok jadi Cyber Corner? Ya, mungkin ini adalah salah satu ide yang cukup unik. Adanya Cyber Corner akan lebih menarik minat masyarakat untuk mengunjungi Taman Alun-Alun Kapuas. Dengan adanya Cyber Corner ini masyarakat dapat menikmati akses internet sambil menikmati suasana di tepi sungai kapuas. Cyber Corner-nya dapat berupa hotspot yang bisa diakses dengan membeli jajanan-jajanan yang ada di Taman Alun-Alun Kapuas ini atau memang ada pembelian tiket untuk HotSpot ini. Yang asti bila ingin diterapkan biaya jangan terlalu mahal, kasian nanti mereka yang mau surfing bila tarifnya kemahalan. #pengenmurah
Kalau saya sih pasti menggunakanya buat NgeBlog dan Blog Walking atau sekedar online di Twitter dan Facebook. Ya, saya rasa semuanya akan terasa lebih berbeda bila ada Cyber Corner di Taman Alun-Alun Kapuas ini. Rights?
2. Layar Tancap
Layar tancap? Bukannya sekarang ini zamannya bioskop ya. Hehehe, memang sekarang zaman bioskop tapi masa' iya di Taman ada bioskopnya. Nah, maksud saya ada layar tancap itu adalah sebgai tambahan hiburan. Hiburannya sih bisa berbentuk film-film dokumenter, film tentang sejarah Pontianak atau Kalimantan Barat, Video Klip lagu daerah dan lainnya. Layar Tancap ini juga bisa dijadikan wahana edukasi bila apa yang ditayangkan mengandung unsur-unsur edukasi. Selain itu, layar tancap ini juga bisa dijadikan tempat iklan produk-produk lokal. Dengan demikian, bisa menambah penghasilan pengelola untuk meningkatkan kualitas Taman Alun-Alun Kapuas dan juga bisa membuat produk-produk lokal terkenal.
Bila Layar Tancap dirasa kurang bagus, bisa kok diganti pake layar plasma. Ya, biar keliahatan modern.hehehe.
3. Permainan Air
Masih ingat ndak sama masa kecil kita? Iya, dulu sering main air kan. #asyikkabees.
Nah, itu juga yag buat saya ngasih saran buat ngadain permainan air di Taman Alun-Alun Kapuas. Contoh permainannya sih sederhana aja, yaitu bebek engkol. Kok bebek engkol? Jawabannya adalah ..... jeengg, karena sungai kapuas sudah tercemar, kalo bebek engkol kan kita ndak perlu kena airnya, takutnya ntar iritasi lalu damputasi #lebay.
Selain itu adalagi yang bahaya kalo sampai masuk ke air kapuas. Ada Om buaya tuh yang lagi nunggu makan siang. Bisa-bisa niantnya mau asyik-asyik, pulang tinggal nama. #jangansampee
4. Peduli Kapuas
Apaan lagi nih? ada anak ketabrak yang namanya kapuas yah? Bukan, maksud saya itu adalah kegiatan peduli terhadap sungai kapuas yang memang sudah tercemar bin kotor abees. Ya, kegiatan ini bisa diadain dan pusatnya di Taman Alun-Alun Kapuas. Bentuk kegiatannya bisa dengan bersihin sampahsampah di Sungai Kapuas ini. Bersih itu Sebagian dari iman. #mendadakjadiustadz
Nah, itu saja saran-saran saya dan mungkin itu saja yang saya bisa ceritakan tentang Taman Alun-Alun Kapuas. Saya berharap bin berdo'a semoga saja Taman Alun-Alun Kapuas terus berkembang dan mejadi yang seperti diimpikan masyarakat Kota Pontianak dan juga dapat menjadi contoh bagi obyek wisata lainnya di Kota Pontianak ini. Amin.
Keterangan : Tulisan ini dibuat untuk diikutsertakan dalam Lomba Blog Wisata Impian yang diselenggarakan oleh Dot Semarang.
Sumber Gambar : http://pontianakinfocus2.blogspot.com/2011/04/alun-alun-kapuas-park.html
Koleksi Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar