Pengikut Kolot...

Senin, 09 Januari 2012

Karapan Sapi, Warisan Budaya-Tradisi dari Pulau Garam

Indonesia memang terkenal dengan kekayaan budayanya. Lebih dari 350 suku bangsa aada di Indonesia dan masing-masing memiliki budaya sendiri. Nah, di Indonesia ada sebuah pulau yang terletak di ujung timur pulau Jawa, yaitu Pulau Madura. Pulau yang dikenal sebagai penghasil garam ini memiliki suatu budaya menarik, yaitu karapan sapi.

Karapan Sapi, seperti yang saya lihat di tanyangan televisi berupa sebuah perlombaan balapan antar sapi yang terdiri dari banyak tim dan setiap tim terdiri dari 2 sapi. Sama halnya dengan lomba pacuan kuda, pada  karapan sapi di setiap timnya juga terdapat seorang joki yang bertugas mengenalikan sapi-sapinya untuk berpacu menuju ke arah garis finish. Perbedaan antara pacuan kuda dan karapan sapi adalah bila pacuan kuda lintasannya berbentuk lingkaran atau elips, pada karapan sapi lintasannya berbentuk garis lurus.


Karapan sapi diadakan setiap setahun sekali. Tiap tahunnya, lomba karapan sapi ini memperebutkan Piala Bergilir Presiden. Pastinya akan menjadi kebanggan tersendiri bila tim yang mengikuti perlombaan ini berhasil memenangkannya.Pada tiap pagelarannya,  Karapan Sapi berhasil menyedot banyak wisatawan baik dari dalam maupun dari dalam negeri. Tentu sudah pasti akan mendatangkan keuntungan pada masyarakt sekitar dan juga dapat mendatangkan devisa untuk negara.

Karapan Sapi adalah sebuah budaya-tradisi hasil bentukan masa lampau yang masih tetap lestari sampai sekarang ini. Bangga dan antusias terhadap setiap penyelenggaraannya sudah seharusnya kita lakukan sebagai rasa syukur karena kita masih dapat melihat kegagaan sapi-sapi berlari di lintasan karapan sapi.
Kita sebagai ahli waris budaya sudah seharusnya melestarikan budaya ini. Sudah tepat upaya yang dilakukan oleh plat-m.com, bloggernusantara.com, dan juga idblognetwork.com  untuk mengadakan Lomba semi SEO bertema Karapan Sapi. Hal ini sudah pasti akan memberikan dampak postif, yaitu masyarakat akan lebih mengenal budaya yang unik ini terutama mereka yang mengikuti Lomba semi SEO karapan Sapi ini.

Karapan sapi menjadi salah satu indikator lestarinya sebuah budaya dalam masyarakat. Terus terselenggaranya karapan sapi menunjukkan bahwa masyarakat pulau garam masih peduli terhadap keberadaan budaya nenek moyang mereka ini.
Saya sering menyaksikan tayangan televisi yang mengulas karapan sapi. Saya melihat untuk menyelenggarakan karapan sapi tidaklah mudah. Sapi-sapi yang diikutkan adalah sapi-sapi pilihan yang diberikan perwatan khusus. Jamu dan pijitan adalah menu wajib bagi sapi bila ingin sapi yang dikutkan berlari kencang di lintasan karapan sapi.

Joki pada karapan sapi tak kalah jauh dari perhatian. Saya mengira, sudah pasti joki-joki karapan sapi perlu latihan yang cukup agar dapat memacu sapi-sapinya dengan baik. Butuh keberanian, ketekunan, dan keuletan untuk menjadi joki di karapan sapi. Bayangkan, berdiri di anatar 2 sapi yang tengah berlari kencang pasti menimbulkan resiko untuk terjatuh yang bisa mengakibatkan cedera abahkan kehilangan nyawa. Jadi, hanya orang-orang piliha yang dapat menjadi joki pada karapan sapi ini.

Meskipun tidak mudah menyiapkan pergelaran karapan sapi, masyarakat madura masih tetap antusias menyelenggarakannya. Terbukti, karapan sapi ini rutin diadakan tiap tahunnya. Masyarakat madura layak diberi acungan jempol karena mereka masih tetap antusisas melestarikan budaya nenek moyang mereka.

Banyak budaya Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Kita dapat melirik keberhasilan batik, keris dan tari saman menjadi warisan budaya dunia. Bukan tak mungkin karapan sapi nantinya ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Hal ini akan mudah terjadi bila ada dukungan dari semua pihak. Para budayawan, Pemerintah, dan masyarakat harus ikut berpartisipasi bila ingin budaya ini ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Bila karapan sapi berhasil ditetapkan sebagai warisan budaya dunia, akan ada banyak manfaat bagi masayrakat setempat. Pulau madura akan lebih dikenal di mata dunia. Semoga saja ada keinginan pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan budaya ini sebagai warisan budaya dunia.

Semoga saja karapan sapi yang telah diwariskan kepada kita dapat terus kita lestarikan sehingga generasi yang akan datang akan dapat menyaksikan kegagahan sapi ketika berpacu di arena karapan sapi.



Picasa

2 komentar:

  1. Ikut karapan sapi juga yee...
    Ngape blm diubah ni kotak komentarnye?

    BalasHapus
  2. Bang Bili : Iya bang, nyoba-nyoba ikutan lomba berbau SEO

    Dekhary : thank's gan komennya, ane balas kunjung gan...

    BalasHapus